Strategi Sandal dan Kyai

Seorang santri ditugaskan untuk mengantar seorang kyai yang pada saat itu memang punya keperluan. Zaman itu belum ada yang namanya kendaraan bermotor. Kendaraan yang efektif Cuma sepeda onthel (sekarang ini harganya jadi mahal karena merupakan barang antik. Hehe..). Maka berangkatlah santri bersama sang kyai. Santri yang mengayuh sepeda sementara sang kyai duduk membonceng di belakang kemudi. Agar suasana gak bosan, maka sang kyai pun bercerita macam-macam. Santri hanya sesekali menanggapi sambil tersenyum. Ia merupakan sosok santri yang sangat menghormati gurunya. Maklum saja, dikalangan pesantren kyai merupakan sosok yang dihormati, berkarisma dan berwibawa. Jarang banget ada santri yang berani berbicara atau menyela ucapan gurunya.

Baca lebih lanjut

Wah, Sarungnya Bolong…

Guru merupakan seorang yang mengajarkan ilmu pengetahuan. Sosok guru yang tanpa pamrih dan ikhlas merupakan sosok yang terpuji. Jasanya takkan pernah terbalas sampai kapan pun dan takkan pernah bisa diukur dengan uang. Namun demikian, sebagai bentuk penghormatan santri kepada guru, maka tidak ada salahnya santri memberikan hadiah kepada gurunya. Dalam kitab ta’lim muta’allim, kedudukan guru terhadap murid sungguh mulia. Maka demi mengharapkan keberkahan ilmu yang dipelajarinya, seorang santri berniat memberi hadiah kepada guru yang sangat dihormatinya tersebut. Setelah dibungkus rapi, hadiah itu pun akhirnya diserahkan kepada kyai yang sangat dicintainya. Sang kyai pun menerima dengan senang hati. Santri pun merasa puas karena pemberiannya diterima dengan baik. Maka langsung saja sang kyai membuka hadiah tersebut yang ternyata sebuah sarung dengan merk terkenal.

Baca lebih lanjut

Gus Dur dan ABG

Gus Dur memang telah tiada. Beliau telah kembali ke asal-nya. Dari Allah kembali kepada Allah. Beliau meninggal dunia tepat  sehari menjelang pergantian tahun Masehi. Beliau meninggal dunia pada hari Rabu, 30 Desember 2009 pukul 18.45 WIB. Banyak orang tumpah ruah menghadiri prosesi pemakaman Gus Dur, yang dianggap sebagai Guru Bangsa. Yang menarik adalah perbincangan kedua santri berikut ini:

Santri 1 : Eh tau gak, kang! Yang menghadari pemakaman Gus Dur tuh banyak bangeet.

Santri 2: Iya, aku tau. Tapi kebanyakan yang dateng kok ABG  sih??

Santri 1 : Ah, yang bener?? bukan cuma ABG kok. Mulai dari anak-anak, remaja, muda mudi sampe orang dewasa dateng. bukan cuma ABG.

Santri 2: Ih, ente mah gak percaya. Beneran, yang dateng tuh kebanyakan ABG semua.

Baca lebih lanjut

Dibaca: “Yaa Siin”

Sejatinya, bahasa Arab terutama bahasa Al Qur’an memang tak bisa digantikan dengan bahasa lain. Segala bentuk transliterasi bahasa arab ke dalam bentuk bahasa lain kadang menimbulkan masalah tersendiri. Seperti kisah berikut ini. Di sebuah pesantren, terdapat tiga orang calon santri. Meskipun umur mereka sudah cukup (katakanlah anak SMA), tetapi mereka benar-benar tidak bisa membaca Al Qur’an sama sekali. Walaupun demikian, mereka bisa membaca tulisan huruf latin (bahasa Indonesia). Sungguh ironis memang. Pencapaian Ilmu umum kadang tidak seimbang dengan ilmu agama. Maka tak heran, banyak dari kita sebagai orang tua lebih mengutamakan ilmu umum untuk dipelajari dengan mengesampingkan ilmu agama. Padahal keduanya multak diperlukan.

Maka diadakanlah tes untuk menguji sejauh mana pemahaman agama mereka. Tes-nya sih gampang banget, hanya disuruh membaca Al Qur’an. Untuk menutupi rasa malunya, mereka pun mengusulkan agar di tes membaca surat Yaa Siin saja, bukan bacaan dari kitab Suci Al Qur’an. secara utuh. Kebetulan mereka sudah mempersiapkan buku Surat Yaasin Seperti yang beredar di masyarakat ketika ada yang meninggal dunia. Pemilihan surat ini bukan tanpa alasan. Mereka menginginkan bacaan surat yang sudah di transliterasi ke dalam bahasa Indonesia. Maksudnya, selain tulisan arab, ada juga tulisan Indonesia-nya gitu.

Baca lebih lanjut

Tawashow di Pesantren

Suatu hari menjelang Idul Adha ada seorang lelaki datang menghadap Kyai Bisri. Dia bermaksud melaksanakan kurban dengan menyembelih seekor sapi. Namun sebelumnya dia berkonsultasi dulu dengan Kiai Bisri, apakah boleh berkurban seekor sapi untuk delapan orang? Menurut ketentuan fiqih, kurban satu ekor sapi hanya untuk tujuh orang saja. Padahal kelurganya ada delapan orang. Orang tersebut ingin di akhirat nanti satu keluarga bisa satu kendaraan ketika melintasi Shirathal Mustaqim, tidak terpencar-pencar. Mendengar penuturan tersebut, Kyai Bisri langsung menjawab tegas sesuai hokum syariat, “Tidak bisa. Kurban sapi/kerbau hanya berlaku untuk tujuh orang”. Kemudian orang tersebut menawar, “Pak Kyai, apa tidak ada keringanan. Anak saya yang terakhir ini baru tiga bulan”. Dengan menjelaskan dasar hukumnya, Kyai Bisri tetap menjawab, tidak bisa. Dan itu memang benar, hukum memang tidak bisa ditawar-tawar.

Baca lebih lanjut

Masya Allah, ternyata…

motorPada suatu waktu ada sebuah kecelakaan lalu lintas. Ternyata korban ditabrak oleh sebuah sepeda motor. Banyak orang berkerumun untuk melihat apa yang telah terjadi. Tak terkecuali seseorang yang membawa kamera. Sepertinya dia adalah seorang wartawan yang bermaksud mengabadikan peristiwa tersebut untuk kemudian dimuat di surat kabar.

Namun semakin lama-semakin banyak orang yang ingin melihat kejadian tersebut. Dalam waktu singkat berkumpullah orang-orang untuk melihat kecelakaan lalu lintas tersebut. Karena banyaknya orang tentu saja si wartawan menjadi sulit untuk mengambil foto korban yang akan ia jadikan berita. Sudah berkali-kali mencoba, namun selalu gagal. Orang-orang yang melihat kejadian itu sangat banyak.

Timbullah ide ‘nakal’ si wartawan. Demi untuk mendapatkan gambar foto si korban, ia pun nekat berbohong mengaku sebagai bapaknya si korban kecelakaan lalu lintas tersebut. “Minggir..minggir, saya bapaknya korban.. saya bapakknya korban” katanya dengan suara lantang.

Baca lebih lanjut

Innalillahi…

anton medanSiapa yang tidak kenal dengan Antón Medan? Seorang mantan ‘preman’ yang beruntung mendapatkan hidayah Allah dan akhirnya insyaf masuk Islam dengan sepenuh hati. Bahkan, akhirnya beliau menjadi orang yang gigih memperjuangkan Islam dengan jalan menjadi seorang muballigh. Kisah ini aku dapat dari Pak Anton Medan saat-saat pertama masuk Islam pernah ditanya sama orang.

Baca lebih lanjut

Semut versus Gajah

 

semut1Ada orang yang baru ‘insyaf’ ikutan shalat berjamaah di masjid bersama temannya. Kebetulan imamnya orang yang hafal Qur’an dan sangat senang melantunkannya dalam shalat. Dan biasanya ia akan membaca surat-surat yang cukup panjang. Bagi jamaahnya yang sudah terbiasa, hal itu bukan masalah. Nah, kali ini sang imam membaca surat An Naml. Surat ini panjangnya sampai  93 ayat. Mmm..

Orang yang masih baru belajar islam tadi ikutan shalat berjamaah. Ketika selesei shalat, ia menggerutu dan bilang pada temennya, “Tadi si imam lama banget baca suratnya. Surat apa sih?”

“Surat An Naml artinya semut”

“Gila, panjang bangeet!”

Giliran mereka pun pulang.

Baca lebih lanjut

Kyai Qulhu

Cerita ini saya dapatkan ketika masa SMU dulu, diceritakan oleh guru agama saya. Kadang seorang kyai disebut karena kebiasaannya. Ada yang disebut kyai ‘Alhamdulillah’, karena keseringan ngucap Alhamdulillah. Begitu juga ada Kyai ‘Astaghfirullah’, Kyai ‘Subhanallah’ dll.

Baca lebih lanjut